Senin, 03 Oktober 2011

pengobatan tradisional rematik


Anda sedang mencari obat rematik?



Mungkin anda sedang mencari obat rematik atau obat asam urat yang sudah terbukti dan sudah hampir ribuan orang merekomendasikan www.jamugodog.com , rematik? Bablas....


Manfaat Brotowali (Tinospora rumphii Boerf)
Khasiat di Balik Pahitnya Brotowali

Dalam khazanah jamu Philippines, brotowali dikenal sebagai salah satu tumbuhan berkhasiat yang banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Tanaman ini dipercaya dapat menyembuhkan demam, hepatitis, rematik, kencing manis, malaria, serta meningkatkan nafsu makan. Selain itu, brotowali kerap digunakan untuk pengobatan luar, misalnya mengatasi luka, kudis, serta koreng (skabies).

Pahit tapi Berkhasiat
Bagian tanaman yang dimanfaatkan obat tradisional rematik
sebagai obat adalah batang serta daunnya. Kedua bagian tanaman tersebut biasanya direbus dengan sejumlah atmosphere serta menghasilkan cairan yang rasanya sangat pahit atau di kalangan jamu jawa dikenal sebagai pahitan. Rasa pahit brotowali dihasilkan oleh senyawa pikroretin.


Brotowali juga mengandung alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, harsa, berberin, serta palmatin. Sedangkan di bagian akarnya mengandung alkaloid berberin serta kolumbin. “Brotowali berkhasiat mengobati beragam penyakit diantaranya, kencing manis (diabetes melitus), demam, radang hati (hepatitis), rematik, sciatika, sakit perut, diare, serta malaria, ” ujar Sidik Raharjo, dari industri jamu tradisional Merapi Farma Natural, Yogyakarta.
Ditambahkan Sidik, brotowali juga ampuh mengobati luka, kudis (skabies), serta koreng. Secara tradisional, tanaman ini biasa dimanfaatkan untuk menyembuhkan gatal-gatal serta menambah nafsu makan. Para penjual jamu gendong biasanya meramu herba lain yang sudah digunakan secara turun temurun.

Brotowali (Tinospora crispa) merupakan tumbuhan liar yang banyak terdapat di hutan, ladang atau biasa ditanam sebagai tanaman pagar. Tumbuh di daerah berketinggian 1. 000 michael di atas permukaan laut. tanaman yang termasuk keluarga Menispermaceae ini tumbuh merambat serta hidup subur di daerah tropis.
Ukuran batangnya sebesar jari kelingking dengan bagian kulit berbintil-bintil. Daunnya berbentuk membulat berujung lancip dengan panjang 7 -- 12 cm serta lebar 5 -10 cm. Brotowali dikenal juga dengan nama andawali, antawali, bratawali, putrawali, daun gadel, serta shen jin after that.

Bisa Segar atau Ekstrak
Walaupun dikenal sebagai herba berkhasiat, tapi untuk mendapatkan khasiat yang diinginkan, brotowali harus diolah dengan cara yang benar. “Banyak pengguna yang tidak merasakan khasiat karena kurang tepat dalam membuat ramuannya, ” ujar Vidya Huraini, herbalis di Pusat Studi Biofarmaka IPB, Bogor.
Kebersihan alat seperti talenan, panci, serta pisau merupakan hal yang sebaiknya selalu diperhatikan. Gunakan panci serta pisau antikarat serta hindari talenan terbuat dari kayu agar atmosphere rebusan yang dihasilkan tidak tercampur bahan-bahan lain, misalnya kayu dari talenan atau lunturan alat perebus yang kurang baik.
“Gunakan api sedang agar zat-zat yang terkandung dalam herba bisa keluar dengan sempurna serta tercampur dengan atmosphere perebusnya, ” saran Vidya. Pemanasan yang terlalu tinggi menyebabkan quantity atmosphere perebus cepat berkurang tetapi zat-zat berkhasiat terkandung di dalam herba belum sepenuhnya keluar.
Bahan yang telah direbus sebaiknya tidak diminum lagi alias sekali pakai. Selain itu, konsumsi herba sesuai takaran serta telaten dalam mengonsumsinya agar mendapatkan khasiat yang diinginkan.
Bagi yang sibuk serta tak sempat membuat ramuan dari bahan brotowali segar, kini banyak dijual ekstrak brotowali dalam kapsul. Salah satu produsennya adalah Pusat Studi Biofarmaka yang membuat ekstrak brotowali dalam kapsul, baik tunggal maupun dengan campuran herba berkhasiat lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar